Ngobrol bareng....

Berasal

Kamis, 05 November 2009

Giganto Primata Purba Raksasa di Jantung Borneo

Penulis : Koen Setyawan
Penerbit : Edelweiss
Cetakan : I, Agustus 2009
Tebal : 440 hal.
ISBN : 979-979-19624-7-6

Hutan selalu menyimpan misteri, dari rimbunnya pohon entah berapa banyak yang saya tak tahu namanya dan jangan tanya tentang spesies binatang yang mendiaminya? Saya ambil kain putih. Nyerah. Tapi beda dengan mereka yang banyak mengabdikan dirinya pada hutan, mereka mengenalnya, memahaminya dan mencintainya. Mungkin salah satunya Erwin Danu seorang peneliti orang hutan yang telah tiga tahun mendiami hutan di pedalaman Kalimantan. Dia tinggal dirumah panggung sendirian, berkeliaran hanya ditemani alat-alat kerjanya, menggantung di pohon dan memandang orang hutan dari kejahuan dengan teleskopnya dan dengan secara terperinci mencacat segalanya di blocknote. Tapi entah kenapa hari itu Orang Hutannya menghilang. Ini kejadian ganjil baginya, dan hari-hari setelah menjadi sangat aneh.

Erwin Danu memang sangat kenal dengan tempatnya tapi tidak dengan hutan rinbun di sebelahnya, Hutan Larangan. Seperti dengan namanya Larangan hutan itu memang dilarang untuk dimasuki, mitos yang beredar bahwa ada penunggunya dan mereka menyebutnya Batutut dan bagi siapa saja yang melanggarnya nyawanya tak akan selamat. Mitos itu semakin menghantui apalagi setelah empat bulan belakangan banyak yang meninggal setelah mereka mendekatkan diri pada hutan Larangan, tapi ada satu anak yang selamat Ruhai namanya entah itu keajaiban atau apa yang jelas menambah keyakinan bahwa mitos Batutut memang benar adanya.
Chudry Teja seorang antropolog berusaha mencari temannya yaitu Komara yang menurutnya telah hilang di Hutan Larangan selama enam tahun, dia mengajak Tran orang Vietnam yang sangat tergila-gila dengan Giganto atau bagi orang Nepal menyebutnya Yeti, di China Yeren, dan di Vietnam sendiri Nguoi Rung. Binatang yang besar dan berbulu ini di yakini telah punah selama 100.000 tahun, tapi baginya Giganto benar-benar masih ada. Dan mungkin di pedalaman Kalimantan ini pencariannya berahir, jadi ajakan Chudry sangat membuatnya semangat.

Mereka bersama-sama menembus Hutan tabu itu dengan tujuan masing-masing, apalagi setelah muncul Martin yang tubuhnya mirip manusia Neandertal tersebut. Dia terlalu diam dengan mata nyalangnya. Hutan semakin menelan siapa saja yang memasukinya, sungai yang mengalir jernih dan tenang belum tentu mudah untuk melaluinya. Pun senjata yang mereka bawa belum mampu mengusir ketakutan akan datangnya Batutut secara tiba-tiba.

Buku ini benar-benar mampu menyeret saya, dan menghadirkannya di depan mata. Diskripsi tempat yang apik di padu dengan narasi yang mengalir menambah pesona buku ini, ketika ingin menjelaskan keterangan ilmiah mampu memasukkannya dalam setiap percakapan dengan luwes, jadi tidak bikin ngantuk.

Rahasia Kaum Falasha

Judul Buku : Rahasia Kaum Falasha
Penulis : Mahardika Zifana
Penerbit : Edelweiss
Cetakan : I, Januari 2009
Tebal : 422 hal
ISBN : 978-979-17401-5-1

Harta karun selalu saja menggiurkan bagi siapa saja yang mendengarnya? Terlepas itu hanya mitos atau pun dongeng klasik yang dibacakan sebelum tidur, karena kita sudah ter-sugesti (Romy Rafael kaleee) bahwasannya harta karun pastilah hal-hal yang indah jadi membicarakannya saja menyenangkan, apalagi ada petunjuk untuk menuju kesana. Bayangkan tiba-tiba kau menemukan kertas kusam dengan petunjuk aneh berupa garis-garis petunjuk atau rangkaian puisi yang memiliki arti sangat kuat yang akan menuntunmu ketempat harta karun di rumah yang baru saja kau beli dan AHA ternyata di bawah lantai yang sedang kau injak terdapat emas sebesar karung. Menyenangkan sekali bukan.

Tinggalkan khayalanku itu, ada yang lebih menarik dari sekedar harta karun biasa ialah The Ark of Covenant atau Tabut Perjanjian, yang dipercaya hilang dengan banyak segala versinya itu.Salah satu versinyanya tabut perjanjian itu di serahkan kepada Menelik, putra Raja Sulaiman dari Ratu Saba. Dan tentu saja banyak yang memburunya terutama bagi kaum Yahudi yang mensucikan benda tersebut, The Knight Zion nama organisasinya. Mereka memburu dengan culas dan menyebarkan kengerian bagi siapa saja yang menghalangi rencananya.

Heri seorang mahasiswa Indonesia yang sedang melakukan penelitiannya di Ethiopia tewas. Misteri kematian Heri membawa sahabatnya Esa berpetualang dari Negara ke Negara lain, dengan dibantu Nisa mereka terus melawan waktu untuk menguraikan berbagai masalah yang tiba-tiba saja menjadi rumit dan pelik. Kehadiran Indra seorang tersangka utama pembunuhan Heri dan sekaligus saksi dan dipercaya mampu akan sedikit mengurai masalah jika bertemunya, malah membawa mereka bertemu dengan ajal yang semakin cepat.

Akankah mereka dapat terlepas dari ajal yang menghantui? Bagi yang sudah sering baca cerita bertema Misteri apalagi yang bertema tabut perjanjian akan mudah menebaknya, karena sudah pernah ada dipasaran. Tapi kalau yang menulis penulis Indonesia dan diambil dari sudut seorang Filolog Muslim mungkin akan berbeda.
Novel ini kaya dengan pengetahuan, tapi sayang tidak dibarengi dengan penututuran yang apik, narasi untuk menciptakan kemisteriusan seperti tidak sampai puncak, seperti banyak tokoh yang tiba-tiba menjadi pahlawan dan mengakibatkan pendiskripsian tokoh tidak kuat alhasil alurnya dipakasakan agar mencapai tujuan dari inti novel ini. Di kavernya terpampang tulisan “Akan menjadi film kolosal pertama dalam sejarah Indonesia” dan doakan saja semoga tak mengecewakan.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Kim Xio Bum, Amnesia???

Okey guys, aku akui sebelumnya sekarang aku benar-benar lagi error. Jadi, cerita di bawah ini datang dari alam antah berantah kira-kira 40 km di bawah alam sadarku.
Kim Xio Bum lahir dengan bahagia di dalam keluarga kami, dia hasil peranakan tukang penjaga elektronik, lalu Xio (Panggilan kesangan kami) diadopsi oleh ayahku dengan harga yang saat itu lumayan bikin nyengir alias di bawah standar rata-rata. Xio menjadi kado teristimewa saat aku masuk universitas.

Singkat cerita dia menjadi teman suka dan dukaku, dingin ataupun panas menyengat aku rela menggendongnya kemana-mana. Meski kadang kata teman-temanku ukurannya kegemukan aku tak pernah merasa berat untuk menentengnya ataupun malu dibuatnya. Dia bahkan sempat tersesat
di Bus kota jurusan Malioboro tapi Alhamdullilah dia berhasil pulang dengan selamat padahal saat itu usianya masih sangat belia. Aku tak punya banyak pengalaman mengurusi Xio jadi waktu dia terserang virus karena makanan yang diterimanya kurang bersih dari asupan Flashdisk dan Dvd dan hasil downloadan yang nggak jelas aku hanya mampu menyembuhkannya dengan anvir yang bergambar payung.

Xio anak yang baik meski tubuhnya sedang tak sehat dia tetap mau bekerja untukku. Dari
Tugas-tugas yang ringan sampai yang berat. Kalau lagi keselpun dia tak pernah beranjak dari sampingku dia menawarkan beragam game yang menarik. Dia penuh inspirasi. Meski kadang aku jahat dan punya niat untuk menjualnya dengan yang baru, bahkan kadang aku pukul dia karena begitu lama akses internet. Tak sedikit pun sumpah tak sedikitpun dia manyun. Andai dia bias manyun aku pasti ngibrit ketakutan kali yah. lol.

Dan kini ketika berada jauh darinya hampa rasanya. Dia aku pinjamkan ke saudaraku untuk KKN dan kembali dengan keadaan hiks hiks aku tak sanggup untuk meneruskan ceritanya. Dia dia dia (sinetron mode on) DIA AMNESIA. Okey, bagiku hanya aku yang bisa mengerti dia, jadi plissssssssss *lebay* jangan hilangkan segala memorinya. Meski hidup kita pahit sebisa mungkin aku tak pernah menginstal ulang, karena meski ada catatan jelek biarlah dia jadi cermin perjalan kita berdua. Dan sekarang kebersamaan selama tiga tahun lebih serasa baru kenal satu jam yang lalu. Dia seperti menjauhiku dia lebih suka bergaul dengan saudaraku. Aku merana tauk!! Kesepian disini. Kau tau Xio banyak memori terutama data-data pentingku ada memorimu. Inikah manusia 2.0?.

Tapi sayang kau hanya mesin, aku menangis meraung-raungpun memori itu tak kembali.
Bila kau, Kim Xio Bum membacanya tolong ingatlah kebersamaan kita.
Dan sekarang aku hanya bisa berdo’a semoga kau bahagia dengan keadaan seperti ini.

In memorian Axioo nve series.

Kamis, 01 Oktober 2009

Dahsyatnya Lebaranku

Memang, menurutku kali ini Idul Fitri 1430 H paliiiiiiiing dahsyat. Tersebab lain dari pada biasanya. Lebaran di bulan kah? Oh bukan-bukan yang tepat lebaran di matahari hoho ini lebih ngarang lagi. Aku selama lebaran terkapar terus di kamar tidur, tubuh tertutup terus dengan selimut. Kepala terasa berat banget, kalo perut di paksain makan (habis diancem mulu sambil ditodong obat, ini namanya paksaan) walhasil ini yang di perut keluar semua, dan habis itu terasa pahit tenggorokan.

Kronologis kejadiannya begini :

13 Sep: Terjengkang ah bahasa paling enaknya apa yah, terpeleset, terjerembab, terperosok masuk kedalam pot-pot bunga udah gitu di sana ada pohon kaktus yang besar banget. Tapi nggak kerasa sakitnya malunya iya. Semua orang ngeliatin, habis itu ngetawain (Huh! Bukannya nolong, pura-pura nggak tahu). Kejadian ini tepat saat pulang terawih karena bingung ada tetangga kost yang yang mau dibawa kerumah sakit, ceritanya mau urun saran dan bantuan, eh nggak tahunya malah bikin heboh. DAsaarr.



15 Sep : Kaki kanan terasa sakit apalagi didibuat terawih.
26 Sep : Kaki bengkak, bingung habis mandi saja susah mau gerak dari duduk terus berdiri kayak nginjek duri. Ketika sahur semua orang yang berada di sekitar telingaku menyarankan untuk pijet, hatiku sih nggak mau tapi apa boleh aku juga nggak punya apa yang harus aku lakukan untuk kaki tercintaaahhku ini. Diurut, ya Allah sakitnya padahal saya udah teriak-teriak tapi tukang jagal kaki itu ups maap buk tukang pijit tanpa bersalah dan berdosa tetap memijit.

17 Sep : Balik kerumah, kaki senut-senut kalau jalan berasa sexi. Mamah panik.
18 Sep : Alhamdulilah memabaek, di lulur beras kencur di elus-elus bukan di pijit lho sama mama. Kalo pun mau ditekan nggak keras-keras banget. Berasa sudah enakan sama adiku yang baru ketemu mutusin jalan-jalan. Oh ya beli baju lebaran, nggak kerasa kalo kaki baru membaik. Nah bukanya dahsyat sama ikan gurameh bakar.

19 Sep : Yippi, kakiku nggak kenapa-napa. Tapi kenapa badanku malah panas gini yah. Ah di bawa asyik aja.
Sianganya : kan orang rumah pada sibuk nyiapain makanan buat lebaran kok kayaknya tubuhku nggak semangat untuk jingkrak-jingkrak. Pengennya berbaring mulu. Ya bukannya ikut pusing nentuin lebaran jatuhnya kapan tapi entah kenapa buat melototin tipi aja pusing dan nggak kuat kepala ini di ajak untuk tetap berdiri.

Sorenya : Aku paksain mandi masa malam lebaran bau, tapi pas mandi kulihat tubuhku memerah, benjolan2 keluar. Ah iya aku tahu. Aku alergi makan ikan gurame. Aaaahhhhh.
Malemnya : Tubuhku terasa dingin, tapi kata orang yang terpaksa sebenarnya mau silaturrahmi malah sibuk ikut ngurusin aku dan saat megang tubuhku panas sekali. Maaf yah saudara-saudaraku telah mengacaukan lebaran yang indah kali ini. Jadi malah ikut mijitin, ngambilin ember buat muntah2ku, ponakan-ponakan kecilku yang mau rebut dan nyalain kembang api disuruh nggak rebut, padahal nggak papa juga toh nggak ngurangin pusingku. Takbir berkumandang dimana-mana meski dengan awal yang ragu-ragu karena nunggu putusan mentri agama. Malemnya nggak bisa tidur. Dokter datang kerumahku (Maksih banget mang Awingku tersayang) nawarin banyak obat lagi. Dan berhasil mebuatku tidur.

20 Sep : Rumah gaduh biasa mau nyiapin sholat id, Oh Tuhan tapi aku hanya biasa terbaring. Sedih. Lebih sedihnya lagi adikku yang baik jadi nggak bisa ikut sholat juga karena dapet giliran nungguin aku, kan nggak bisa berkeliling desa dan special makan bareng nenek sekeluargalah pokoknya. Tersebab diriku sakit cucu tercantiknya ini (Weks) jadi kumpul pindah kerumahku nenek yang berkunjung. Uwak, mamang, bibi, semua-muanya lah malah kumpul dirumahku dan berempati melihatku.

Ya Allah entah bagaimana saudara-saudaraku yang lain, yang kemarin, yang minggu lalu atau yang baru saja tertimpah longsor, gempa, banjir, kebakaran, atau bagi mereka boro-boro bisa merayakan lebaran dengan opor, baju baru, sandal baru. Tempat tiggal saja tak punya, sanak saudara entah kemana. Mungkin merekalah yang bisa merasakan bagaimana sebenarnya lebaran dengan yang “baru”. Yah hati yang baru. Sepertinya mereka terus menggali apa itu ikhlas, menerima, memafkan dan masih sempat menyunggingkan senyum. Lha kalo kita kenapa nggak bisa hanya untuk menyungingkan senyum orang semuanya ada.

Ya Allah terimah kasih telah menyentilku untuk lebih peka kembali, bukannya puasa belajar untuk bisa mengerti keadaan saudara2 yang setiap kali menahan lapar, dan setelah itu kita diajarkan untuk berbagi dengan Zakat fitri.
Aku mungkin sakit lebaran kali ini nggak bisa makan opor dan kawannya tapi besok sembuh masih bisa makan opor lagi, lha mereka yang benar-benar tak mampu?

Selasa, 01 September 2009

Episode Terahir

Episode terahir itu pasti happy ending kah?
Si baik akan menikah dengan pasangannya, dan si jahat sadar dan mengakui kesalahannya. Semua tersenyum dan tampak bahagia dan tulisan muncul dengan besar-besar The End. Sekian.

Aku nggak suka sinetron, dan kalau pun terpaksa nonton itu penasaran episode pertama terus nunggu kapan episode terahirnya tapi kok yah, tak perhatiin tuch sinetron di tipi ndak rampung-rampung toh? Meh kesel tenan setiap ganti chanel yang muncul wajah merah padam yang di close up dengan mimik sejutek-juteknya, atau pemeran protagonis yang lagi nangis-nangis dan terus-terusan di curangin. Kalau begitu nonton tipi itu bukan menjadi hiburan malah bikin emosi. Terus ya ampun badan sensor kerja apa? Koq masih sering menampilkan adegan-adegan yang sangat-sangat tak mendidik. Yaiyah lihat aja semua stasiun kayaknya pada punya sinetron srtipping, mungkin capek kali yah nyensorin semua tanyangan yang mesti tayang besok. Atau jangan-jangan…

Yawes, tinggkalkan saja lah masalah sensor menyensor itu. Aku pengen ngebahas episode terahirnya BBF saja, serial dari korea yang cowoknya lebik cantik dari pada ceweknya hihi. Ahirnya Geum Jan Di dilamar sama Gu Jun Pyo. Terus Chu Ga-eul jadi guru Tk menjadi orang pertama yang di kunjungin so Yi-jung yang baru pulang dari Swedia yang berarti mereka saling menyukai dan jadian. Dan Woo bin nggak di tanyangin dah emang tuh orang sedikit ambil peran sih, nggak tahu pokoknya dia juga bahagia dech. Ibunya Jun Pyo yang kayak nenek sihir itu ahirnya bisa tersenyum tulus juga sambil nyuapin makanan untuk sang suami yang berangsur sembuh.


Oh yah satu lagi Ji Hoo jadi dokter, so dia bisa lanjutin klinik kakeknya. Indosiar kemarin malem udah nanyangin dan sekarang nayangin lagi. Tapi tetep aja aku juga nonton ulang, akupun punya dvdnya dan udah aku nonton berulang-ulang juga. Ceritanya banyak menginspirasi aku dan terutama para pemainnya yang enak di pandang. Bahwasannya harta tak bisa dan tak akan bisa mengambil alih dari kesepian yang kau rasa, kau bisa membeli apapun dengan hartamu dan melupakan bahwa ada sesuatu di hati terdalammu untuk menjadi orang yang dicintai dan mencintai bukan karena embel-embel hartamu tapi pure dari kau yang bernama manusia.

Akupun mengharapkan Episode Terahir hidupku dengan happy ending: Khusnul Khotimah. Meski aku tahu yang terpenting bukan hasilnya tapi prosesnya. Proses menjadi manusia yang lebih baik, dan aku kira ketika proses di jalankan dengan baik, hasil yang akan diberikan oleh Tuhan adil adanya.

Senin, 24 Agustus 2009

Perang Bubat : Tragedi Dibalik Kisah Cinta Gajah Mada dan Dyah Pitaloka



Penulis : Aan Merdeka Permana
Penerbit : Qonita
Cetakan : II, Juni 2009
Tebal : 336 hal.: 20,5 cm
ISBN : 978-979-3269-87-0

Pesona Putri Dyah Pitaloka tidak ada yang menandinginya, tutur katanya santun, tindak tanduknya selalu penuh keramah tamahan dan setiap tersenyum lesung pipitnya tersembul menambah apik perangainya. Sang putri adalah keturunan darah biru ayahnya seorang raja di Kawali yang bernama Prabu Lingga Buana yang disegani dengan kebijaksaan, jadi tak heran jika banyak orang yang mengidamkan hatinya. Termasuk seorang pria bermata sedikit sipit dan berhidung besar Jaya Sakhsena Rakhsi Ramadaksena atau sering dipanggil Ramada, dia hanyalah seorang pegawai bawahan yang sewaktu-watu dipanggil di keraton untuk mengukir pintu atau pun untuk menggambar.

Sang Putri bagaikan Bulan yang tak mungkin tergapai apalagi setelah sang Raja berucap bahwasaanya percakapannya antara Putri Dyah dan Ramada tentang Ikan benar adanya. “Ikan Mas adalah ikan mas dan ikan impun tetap ikan impun” Putri adalah ikan mas dan Ramada tetaplah ikan impun yang tak ada artinya. Ramada sadar diri bahwasannya kedekatannya dengan putri tidak disetujui oleh Raja, dia berkelana dan meninggalkan sunda, menuju kerajaan Wilwatikta dengan bekal semangat bahwasannya seekor ikan impun bisa berubah menjadi ikan mas kalau mau berusaha. Dia ingin dihargai bukan karena asal-usulnya tapi atas usahanya, diapun tak pernah membuka bahwa sebenarnya dia keturunan cina dan banten dahulu dia bernama Ma Hong Foe.

Setiap perjalanan yang dia tempuh, Ramada bertemu dengan guru-guru yang hebat dari yang mengajarkan kenegaraan sampai bagaimana menggunakan taktik perang yang jitu. Dia terus berkembang hingga sampai suatu saat sang ikan impun diangkat menjadi Basendewa bagi kerajaan sunda atau bagi kerajaan Majapahit dialah sang Mahapatih Gajah Mada yang memiliki Amukti Palapa yang direstui dewa-dewi dengan serbuan kilat dan gelegar semesta “Aku tidak akan menikmati kehidupan duniawi sebelum Nusantara bersatu di bawah panji Majapahit” sang Mahapatih terus menjadi kuat di segani oleh berbagai Negara bahkan oleh rajanya sendiri Hayam Wuruk.

Banyak penghargaan yang disematkan untuknya tapi apalah daya jika seorang yang dicintainya harus rela dinikahi oleh Hayam Wuruk bukankah dia harus tetap melaksakan tugas Negara meski apapun yang terjadi. Dan itu sama saja seperti mengkhiyanati Amukti Palapanya sendiri, ambisinya untuk menyatukan nusantara tak akan pernah terjadi karena sunda akan menjadi besan majapahit berarti sunda sederajat dengan majapahit. Dan entah kenapa kejadian Perang Bubat bisa terjadi? Dan kemanakah lenyapnya Putri Dyah Pitaloka?.

Aan Merdeka Permana telah lama bergelut dengan dunia kesundaan jadi tak heran mungkin kalau di novel yang setebal 336 halaman ini menurutku banyak menitik beratkan di wilayah sundanya. Penelitiannya yang lama tentang Perang Bubat sungguh terasa nikmat karena dibalut dengan bahasa fiksi. Dia juga sudah menegaskan dalam kata pengantarnya “pembaca harus ingat : ini bukan novel sejarah!”.

Serunya novel ini karena banyak di temui tempat-tempat ataupun alat-alat yang bernama asli Indonesia, misalnya untuk nama keratin Keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati dan banyak nama-nama tokoh yang keren abis jadi terinspirasi untuk referensi nama anak *waaaw*. Ada Nyi Gianti, Kakang Rakean Rangga, Ki Mantri Supit Kelilingking dan masih banyak lagi.

Quotes:
“Engkau benar, seorang pengurus kuda tak layak disebut berjasa hanya lantaran bisa mengurus kuda dan membersihkan istal, sebab dia dibayar untuk itu. Lalu seorang mahapatih pun tak perlu menepuk dada memiliki jasa besar sebab dia pun dibayar untuk itu,” kata mahapatih Mada. Mengapa mesti disebut jasa untuk sebuah kewajiban.”

“ini kenyataan. Cintamu yang membabi buta itu sebenarnya hanya cinta lahiriah, hanya berupa nafsu hati yang serakah. Yang hanya menginginkan seseorang tunduk terhadap kemauan kita. Cinta yang murni adalah membebaskan hati orang yang kita cintai dan bukan sebaliknya mengurungnya dalam kerangkeng ketidakbebasan atas nama kesetian,” Ki Mantri supit Kelilingking.

Kamis, 20 Agustus 2009

Negeri 5 Menara (Man Jadda Wajada)


Judul : Negeri Lima Menara

Penulis : A. Fuadi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : Juli 2009

Tebal : 416 hal

ISBN : 978-979-22-4861-6

Harga : 50.000 ,_

Man Jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Pepatah dari Arab itu masuk mengaliri jiwa Alif, mengendap di dalamnnya dan berhasil menjadi pedongkrak kebimbangan dari keputusan yang Ia ambil. Pergi dari kampung halaman yang permai di danau maninjau yang biru lantas sekarang berkelana di desa yang jauh di Jawa Timur. Itu berarti mengamini perintah Amaknya yang menginginkan anaknya seperti Buya Hamka padahal Alif sendiri ingin seperti Pak Habibie. Perasaan yang setengah hati itu sekarang merembes hilang di bawa mantra sakti mandraguna, Man jadda wajada. Yang di ucapkan oleh kyai Rois saat pembukaan santri baru.

Di Pondok Madani (PM) Alif harus berjuang melawan segala rintangan, dari jajaran keamanan pondok disana bersamayan Tyson yang siap dengan sepeda hitamnnya menjarah para warga PM yang tidak berlaku disiplin yang artinya telah melanggar qanun yang telah ditetapkan dan tak pernah tertulis tersebut karena aturan di PM harus terukir di dalam ingatan semua santri. Dan saat saat itulah Tyson dengan tidak sengaja telah menyatukan meraka di dalam hukuman jewer berantai. Dialah para terdakwa Alif dari Minang, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Menjadi para Sohibul Menara.

Para Sohibul Menara yang dalam bahasa Indonesianya bararti pemilik menara, sebelum adzan maghrib mereka selalu berkumpul di bawah menara sambil ngobrol ngalor ngidul dan ketika menatap awan mereka mempermasalahkan bentuk awan itu seperti yang ada dalam imajinasi masing-masing, ada yang mirip dengan Benua Eropa, Amerika, Afrika bahkah ada yang tetep mengatakan itulah Indonesia. Dan mereka berharap mendarat di negeri-negeri apa yang telah di imajikan dalam bentuk awan tersebut.

Novel ini, di persembahkan dari hati mungkin, karena sumpah kata-katanya menggedor-gedor jiwa yang sedang resah, atau bagi yang telah merasa capek bahwasannya usahanya telah sepersekian banyaknya tapi belum terjangkau juga. Mimpi-mimpi yang mungkin sudah lama mengantung di angkasa sana ketika tinggal sedikit lagi mendekat di jatuhkan oleh suatu hal, rencana yang tersusun rapih malahan harus rela di rebut orang lain. Mungkin kini saatnya kita harus mengenal kembali konsep keikhlasan, pengabdian tiada batas. Kepada guru-guru kita yang telah rela merentas jalan untuk menunjukan yang baik. Kepada pengurus yang dengan ikhlasnya mengabdikan dirinya untuk mengurus santri yang datang dari berbagai latar belakang.

Karena saya sempat menjadi seorang santri membaca buku ini tidak susah untuk membayangkannya, gimana riuhnya antri dikamar mandi, berebutnya saat melihat pengumuman, atau gimana perasaannya saat-saat penantian wesel dari orang tua ketika sedang muflis benar. Teman disini sudah seperti bayangan saja dimana-mana menemukan dia. Tapi disini lebih parah lagi kalau bayangan kan di tempat yang gelap tak terlihat nah ini kawan di gelapnya kamar masih selalu saja ada dia. Nah, dengan selalu adanya teman disamping kita kadang persaingan begitu terlihatnya apalagi saat-saat mau ulangan. Duh Rabbi setiap mata memandang yang terlihat adalah hawa pelajaran.

Biasanya kalau mau masuk kelas tak ada tuh yang rela masih membawa buku kemana-mana, di bawah pohon kelengkeng, pohon mangga, dipinggir tangga, di depan wc sampai suasana di pinggir jemuran adalah aura ujian.

Tapi kadang juga kenapa hasilnya beda yah, tidur di tempat yang sama, makan dengan lauk yang sama, minum dari sumber yang sama pula tapi koq hasilnya beda yah?? Dia bisa sambil menghapal Al qur’an di sela sibuknya rutinitas, dia bisa mendapatkan nilai sepuluh saya cuma enam, dan kenapa pula dia tidak ngantuk waktu mujahadah ataupun saat tahajud. Dan di novel ini di kuaklah segala rahasia.

“Iya, rugi kalau harus stres, mending kita bekerja keras. Wali kelasku pernah memberi motivasi yang sangat mengena di hati. Katanya kalau ingin sukses dan berprestasi dalam bidang apapun. maka lakukanlah dengan prinsip “saajtahidu fauqa mustawa al-akhyar”. Bahwa aku akan berjuang diatas rata-rata yang dilakukan orang lain. Fahimta. Ngerti kan?”

“Lihatlah, berapa perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia? Cuma 0, 00 sekian detik dibanding saingannya. Berapa beda jarak juara renang dengan saingannnya? Mungkin hanya satu ruas jari! Untuk juara hanya butuh sedikit lebih baik dari orang kebanyakan! Sudah lebih terasa kekuatannya?” halaman 383.

Novel kesatu karena akan ada triloginya, setebal itu dengan cepat saja saya lahap, mungkin karena bercerita yang tak jauh dari saya kah? Atau mungkin bahasanya asyik karena di tulis oleh seorang mantan wartawan Tempo dan VOA? Ahmad Fuadi seorang alumni dari ponpes Gontor ini telah berhasil merebut hatiku. Meski ceritanya menurutku rada mirip, rada lho nuansanya saja ahhh bukan-bukan spirit saja dengan kisah Laskar Pelangi entahlah tapi yang kutahu bahwa persahaban, keikhlasan dan perjuangan itu tidak hanya terselip di tanah Belitong. Tapi juga berada di seluruh penjuru negri ini. Hebat sekali negeri ini kalau semua manusianya memiliki jiwa yang besar. Bukan skeptis untuk memandang sesuatu hal karena tak ada hal yang tak bisa dicapai manusia didalam hidupnya. Man Jadda wajada.

Kamis, 06 Agustus 2009

Kebahagian Semu dari TKW

“Hidup memang harus diperjuangkan Dek, apapun itu akan kulakukan untuk kebahagian bersama” Itu yang dikatakan temanku saat kutayakan “Kenapa harus menjadi TKW ???” sudah dua tahun dia menjadi buruh kasar di negri jiran, dia cerita majikannya baik bahkan sering memberikan bonus untuknya, sambil membeberkan ceritanya dia membagi-bagikan oleh-oleh dari kerjaanya katanya tas hitam ini dari anak majikannya.”Baguskan kayak punya artis-artis itu Dek” selorohnya sambil menebar senyum pada semua orang yang hadir di ruang tengah rumahnya. Tangannya menunjuk TV layar datar dihadapan kami lengan bajunya terangkat dan tersembullah gelang berkilauan dari tangannya yang hitam manis.

Di Indramayu memang banyak yang memutuskan untuk menjadi TKW bahkan mungkin menjadi yang terbanyak dari jawa barat. Dari pada melanjutkan sekolah apalagi masuk dunia perkuliahan mendingan menjadi TKW. Alasannya TIDAK ADA BIAYA, alasan yang klise tapi begitulah keadaanya. Rumah-rumah disekitar rumahku sudah banyak bergaya perumahan. rumah orang tuanya yang beralaskan tanah dipugar menjadi marmer, tidak cukup dengan antena, parabola merentang diatas rumah yang dulu dinaungi pohon jambu merah, adiknya menenteng HP keluaran baru, dan yang menakjubkan lagi motornya berjejer dihalaman. Inikah hidup yang mereka inginkan? Beginikah kebahagian itu? Harus menempuh jarak jauh memisahkan diri dari orang yang terkasih.

Mungkin itu cerita dari TKW yang sukses, bagaimana dengan cerita Siti Hajar yang wajahnya disetrika, tubuhnya babak belur, jarinya melepuh. Oh begitu sakit rasanya mendengar saudara kita yang disebut sebagai pahlawan devisa harus menerima perlakuan biadab seperti itu. Rasanya perutku mual mendengar berita ada TKW yang terjun dari lantai berapa karena tak tahan disiksa oleh majikannnya, atau pulang-pulang dibuntingi majikannya. Kadang aku juga ingin menampar suami yang berselingkuh di balik istrinya yang berjuang keras di negri orang, uang kirimannya dihamburkan di meja judi, anaknya ditelantarkan kadang harus diasuh oleh neneknya yang renta mengangakat gelas teh saja gemetar apalgi harus mengurus cucunya yang masih perlu perhatian dari ibunya.

Dan tadi sore aku liat di SCTV bahwasannya banyak saudara kita yang sedang mengadu nasib di Arab Saudi harus rela tidur dibawah kolong jembatan. Ada yang karena sudah tak akui oleh majikannya lagi, dan belum ada orang dari kedubes memeriksanya padahal mereka sangat butuh pertolongan. Para TKW berharap dideportasi oleh Negara bersangkutan supaya gratis pulang. Duh saudaraku yang katanya engkau telah menyumbang 90 milyar dan itu sama saja dengan 10% pendapatan APBN kita harus menerima segala perlakukan yang menyakitkan.

Mereka pergi dengan harapan bahwasannya sepulangnya dari perantauan akan mendapatkan hidupnya telah berganti. Tapi banyak dari mereka yang belum sampai tujuan sajadihadang dengan birokrasi yang aneh, harus bayar dengan sejumlah uang besar dijanjikan langsung cepat berangkat nyatanya mereka malah dikirim untuk diperjual belikan (traffiking). Ada banyak PT yang illegal yang nggak jelas juntrungannya lantas para TKW dijerumuskan menjadi pendatang illegal, terpaksa bersembunyi dari petugas imigrasi. Ya Robbi selamatkan mereka.

Kadang aku bertanya dimana pemerintah itu? dimana janji mereka itu? Yang aku tahu andaikan lapangan pekerjaan banyak tersedia mungkin masyarakat kita tak perlu mengais dinegara orang lain.

August Rush (Music Is Everywhere)

August Rush

The Music Is Everywhere. All You Have To Do Listen.

Evan Taylor (Freddie Highmore) percaya bahwasannya orang tuanya masih hidup dan mereka memberi sinyal keberadaannya lewat musik. Musik yang Evan dengar bisa dari apapun, cahaya, angin ataupun udara semuanya mengantarkan musik untuk Evan. Sampai teman-temannyapun menganggap dia aneh. Dia tinggal bersama anak panti asuhan khusus cowok. Suatu hari dia pergi ke New York untuk mencari kedua orang tuanya dengan menumpang mobil pengangkut makanan. Sampai di taman kota dia bertemu dengan Arthur yang sedang bermain musik demi sejumlah uang yang dilempar oleh para pejalan kaki. Evan sangat takjub melihat Arthur memainkan gitar sambil bersenandung, dia terus mengikuti kemanapun Arthur pergi, sampai Arthur pun nyerah dan mengajaknya tinggal bersama.

Cerita bergulir mundur saat orang tua Evan bertemu disuatu pesta perayaan, Lyla Novacek (Keri Russell) adalah pemain cello terbaik lulusan dari Julliard School sangat jenuh melewati pesta di dalam dia keluar dan bertemu dengan Louis Connely (Jonathan Ryhs Mayer) seorang leader di group rock band dia memegang gitar sekaligus menjadi vokalis. Mereka berdua melewati malam romantis bersama di atas gedung. Tetapi mereka tak pernah bertemu kembali, meski Lyla mengandung janin dari Louis. Ayah Lyla tidak memperbolehkan anknya bertemu dia berharap Lyla hanya konsen dengan karirnya menjadi cellist. Percakapan antara Lyla dan ayahnya membuat Lyla marah dan berlari keluar dari restoran tempat mereka makan dan tertabrak mobil.

Lyla tak tahu apa yang terjadi selanjutnya yang dia dengar bahwasannya seorang suster mengatakan janinnya dalam keadaan kritis, sesaat dia sudah siuman ayahnya mengatakan anaknya meninggal padahal saat itu ayahnya sedang mengirim cucunya untuk diadopsi. Cerita kembali dimana Evan sangat mencintai gitar, dia memainkan gitar dengan gaya yang berbeda dan membuat seisi ruangan dimana Evan sekarang tinggal terkesima. Wizard (Robbin William) seorang pemimpin yang merekrut anak-anak jalanan untuk mengamen mengajaknya main ditaman kota dan musik yang mengalun dari petikan tangannya disambut meriah oleh para pejalan kaki, uang yang terkumpul sangat banyak. Wizard sangat bangga dengan Evan lantas dia menganti namanya dengan Augush Rush terilhami dari mobil yang melintas.

Suatu malam tempat persembunyian Wizard terendus polisi, semua pengguhuni berlarian sembunyi. Evan berlari didalam geraja di sana dia menemukan sekumpulan orang sedang latihan bernyanyi, lagi-lagi dia nyaman sekali setiap ada alunan musik yang syahdu. Dia berkawan dengan anak kecil yang tinggal di Gereja dan meminjam pianonya, Evan sangat antusias sekali melihat not-not balok berjejer rapi di papan piano, dia mencoba memencet setiap tuts lewat suara hentakan orang yang sedang bermain basket diluar. Dan ciptakannya harmony musik yang musik yang indah.

Musik memang telah menjadi bahasa komunikasi yang bisa dipahami oleh semua kalangan, apalagi musik yang datang dari hati. Dalam film August Rush sountarck yang bertaburan sangat indah dengan ‘someday’ nya milik John Legend dan Kaki King juga berperan seorang gitaris amerika yang TOP banget dan ost nya juga menjadi nomine di Academi Award For Original Song, lakon Evan yang disematkan pada Freddie juga cocok sekali bermata biru like a his father. Freddie pernah main Charlie and the Chocolate Factory dan Sparder wick. Dia memiliki wajah yang smart meski dia tidak ahli dalam memainkan gitar dia bisa berakting layaknya seorang pemain besar. Robbin William yang biasa menjadi pemain komedi juga sangat pas suaranya dan karakternya bisa berubah.

Film garapan Kirsten Sheridan ini telah menyentuh hatiku lewat cara yang berbeda, lewat getaran harmoninya musik yang mengalun, lewat gesekan cello yang indah.