Ngobrol bareng....

Berasal

Rabu, 29 September 2010

The Lost Symbol



The Lost Symbol

Penerjemah : Inggrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit : Bentang
Cetakan : Pertama, Januari 2010
Tebal : 712 hlm;23,5 cm

Seneng banget deh, Bang Brown ini bikin cerita yang ada tulisan dibelakang buku atau salah satu endorsernya bilang cerita ini bakal menguncang dunia yaaah minimal Ameriakalah. Seperti buku-buku terdahulunya, alurnya mirip kayak naik mobil di pegunungan. Pembaca dibuat penasaran dengan cerita-cerita sekelabat, seperti dipegunungan sebelum sampai pada puncak kita disuguhi pemandangan keren tapi kalau ada belokan atau sedikit saja ditutupi awan kita jadi punya hasrat pengen cepet nyampai. Seperti apa sih pemandangan di puncak itu. Pokoknya meski tebel nih buku, tapi tidak kerasa tiba-tiba sudah berada di halaman berapa gitu.

Meski untuk menuju puncak kita pusing, yah aku pusing dengan penjelasan-penjelasan symbol yang ada. Tentang Segi Empat Ajaib Durer misalnya, sampai saya melihat berulang-ulang lukisan Malencolia I. Saya sering kalau sedang membaca buku misteri terus di dalam bukunya ada gambarnya saya liat-liat dulu gambarnya, berusaha mencoba memecahkan sendiri. Dan seringnya saya salah tebak. Di dalam kesalahann tebakan saya itu saya ditambah pengetahuan baru salah satunya tentang ilmu Neotic yang dipelajari oleh Katherine. Ilmu yang konon menggabungkan mistisme dengan fisika.

Salah satu penelitian Katherine katanya akan menjawab apakah ada dunia lain setelah kematian? Wah berarti keren banget kan? Terus dia juga meneliti tentang kekutan pikiran bahwasannya kalau suatu pikiran bisa difokuskan pada salah benda fisik, benda itu akan berubah sesuai dengan apa yang pikirkan. Ini bisa dipraktekan pada ilmu kesehatan.

Apalagi pas sudah di ahir dari novel ini benar-benar menemukan symbol yang hilang itu, sybol yang sebenarnya ada di depan kita, dan seringnya kita lupakan.
Duh berasa di puncak dengan disekelilingi pemandang yang menakjubkan.