Ngobrol bareng....

Berasal

Selasa, 08 Maret 2011

Ranah 3 Warna



Buku ke-2 dari trilogi Negri 5 Menara ini mampir di rak bukuku sudah satu bulan yang lalu, dan baru sempat sayah baca ahir minggu ini. alesan kerennya karena ahir-ahir ini lagi tidak banyak baca buku novel padahal biasanya kalau lihat novel maksudnya yang beraliran fiksi udah ngiler banget apalagi komik. yaaah cukup buat februari saja mengeliminasi fiksi*semoga. Sebab utama gegara udah memasuki semester terahir daaaaaan skripsi menghantui hihihi. Berasa skripsi itu makhluk yang menakutkan yah?. dan ketika sayah lebih memilih untuk menghabiskan weekend dengan novel akan terganganggu eiiiits itu hipotesa awal, tapi nyatanya setelah sayah menamatkan buku ini mendapatkan pelajaran banyak dan inspirasi.

Yups, buku ini tepat untuk kamu-kamu yang sedang menggalau dan kehilangan semangat. Aura semangatisme-nya sungguh luar biasa. di buku ini menghadirkan mantra Man Shabara Zhafira, siapa yang bersabar akan beruntung. Orang yang bersabar dalam novel ini diperankan oleh Alif yang di novel pertamanya dikisahkan dia masih SMA di mana ditempuhnya di pondok Madani, dan di novel keduanya ini berkisah tentang Alif yang melanjutkan kuliah di Bandung tepatnya di UNPAD. Kisahnya mengalir asyik, sisipan humor terasa ditiap babnya tidak berlebihan, begitu pula dramanya.

Perjalanan kuliah Alif tidak selalu menggembirakan, disana selalu ada celah cobaan-cobaan. tapi bagaimana Alif mengatasinya itu yang membuat novel ini hidup. Bagaimana dia harus mencari uang sendiri ketika harus ditinggal wafat ayahnya. dan bagaimana dia mewujudkan impiannya. menurutku kenapa novel ini berjudul Ranah 3 Warna karena Alif akan menempati 3 tempat yaitu Bandung, Amman dan Kanada. Pembaca di ajak untuk mengexplore tempat-tempat itu dari budayanya, bahasanya dan adat kebiasaanya, makanya kaya pengetahuan sekali novel ini. sayangnya di bab terahir kok seperti dieksekusi terlalu cepat seperti ada cerita yang kurang atau mungkin karena ingin disambung di novel ke-3? entahlah yang penting sayah suka kavernya, gambar sepatu di atas guguran daun maple.
Yah daun maple yang berubah warna ketika autum. seperti hidup yang terus berubah pertanyaannnya akankah berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya?. Jawabnya didapat dimasa datang, saat ini hanyalah berusaha dan tentu saja bersabar.

ahir kata, saya akan bersabar menghadapi dosen pembimbingku oh nggak ding semoga dosen pembingbingku yang penuh kesabaran menghadapi sayah?

Gambar diambil di sini

Senin, 15 November 2010


mba nyimas